Minggu, 15 Maret 2015

Metode Penelitian Kuantitatif

                                                                                                Nama   : Vivie Anggra Kusuma
                                                                                                NIM    : 135120201111001

Kriyantono (2014 h. 203) dengan judul bab Tumpang Tindih Bidang Komunikasi menjelaskan bahwa “riset komunikasi bukan berarti bersifat mutual exclusive (terpisah secara jelas)”. Dengan kata lain, seseorang bisa saja menggunakan satu teori dalam beberapa kajian riset komunikasi. Misalnya, teori Model Uses & Gratifications dapat digunakan seseorang untuk meleakukan riset motif dan kepuasaan menonton televisi pada khalayak luas (komunikasi massa), juga dapat digunakan oleh praktisi public relations untuk melakukan riset terhadap motif dan kepuasaan karyawan dalam membaca buletin yang diterbitkan perusahaan (Kriyantono 2014).
 Kriyantono (2014) menjelaskan bahwa seperti yang kita ketahui sebelumnya, seseorang dapat melakukan riset komunikasi yang begitu banyak jenisnya yaitu dengan mengkaji dari beberapa sisi  antara lain komunikator, isi pesan, media, dan komunikan atau dengan mengkaji efek dari proses komunikasi itu sendiri, serta dengan adanya berbagai tingkatan komunikasi antara lain : komunikasi antar pribadi (interpersonal), kelompok,organisasi maupun komunikasi massa atau media massa dengan bidang  komunikasi meliputi media massa seperti jurnalistik, dan broacasting , periklanan, publik relations, komunikasi pemasaran, perilaku konsumen, dan lain sebagainya. berbagai bidang komunikasi sangat sulit untuk dipisahkan secara jelas antara komunikasi massa, public relations, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan masyarakat dan perkembangan teknologi komunikasi ( Kriyantono 2014).
Berikut ini merupakan varian penelitian komunikasi, antara lain:
1.      Model Agenda Setting
a.       Pengertian :
Teori Agenda Setting ditemukan pada tahun 1968 oleh McComb dan Donald L. Griffin (dalam buku Kriyantono, 2014, h.224) menjelaskan bahwa teori Agenda Setting ini berasumsi “khalayak akan menganggap suatu isu itu penting karena media menggap isu itu penting”. Pada awal perkembangannya, kebanyakan riset agenda setting merupakan jenis riset murni kuantitatif yang mana berbagai konsep angenda media dan agenda publik dioperasionalkan sebagai urutan berbagai isu yang diberitakan oleh media massa dan berbagai urutan isu yang dianggap penting oleh publik, namun dalam perkembangannya, teori ini dilengkapi dengan studi kualitatif dengan fokus teori pada perilaku kognitif yaitu kesadaran dan pengetahuan (Kriyantono, 2014).
Littlejohn & Foss (dalam Kriyantono, 2014) menjelaskan tentang fungsi agenda setting merupakan proses linier yang terdiri dari tiga bagian yang apabila riset menggunakan model agenda setting ini harus mengaji ketika hal ini, yaitu antara lain:
1.      Agenda media harus disusun oleh awak media,
2.      Agenda media mempengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik,
3.      Agenda kebijakan merupakan apa yang dipikirkan oleh pembuat kebijakan dipikirkan pula oleh publik.
Model agenda setting mempunyai berbagai dimensi seperti yang dijelaskan oleh Severin & Tankard (dalam buku Kriyantono, 2014 h.225) antara lain:
1.    Agenda Media, dengan dimensi:
a.       Visibialitas yaitu jumlah dan tingkat menonjolkan berita
b.      Tingkat menonjol bagi khalayak, yaitu relevansi isi media dengan kebutuhan khalayak.
c.       Valensi, yakni menyenangkan atau tidaknya cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
2.       Agenda Publik, dengan dimensi antara lain:
a.       Keakraban, yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
b.      Penonjolan pribadi, yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi
c.       Kesenangan, yakni pertimbangan senang atau tidaknya akan topik berita.
3.      Agenda Kebijakan . dengan dimensi berikut ini:
a.       Dukungan yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.
b.      Kemungkinana kegiatan, yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.
c.       Kebebasan bertindak, yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintahan.
Kriyantono (2014) Agenda Publik (khalayak) dapat diukur melalui beberapa cara, antara lain :
1.      Meminta self-report khalayak tentang topik-topik apa yang dianggap penting oleh responden, baik itu berdasarkan komunikasi interpersonal, atau komunikasi interpersonal responden.
2.      Responden diminta mengisi isu-isu apa yang penting ke dalam daftar isu-isu yang disediakan peneliti.
3.      Variasi dari dua cara di atas yaitu dengan memveri daftar topik yang diseleksi peneliti dan responden diminta membuat urutan ranking mengenai penting atau tidaknya suatu isu menurut persepsi responden
4.      Cara paired-comparison yakni setiap isu yang diseleksi sebelumnya dipasangkan dengan setiap isu yang lain dan responden diminta mengenal setiap pasang san mengidentifikasikan isu mana yang lebih penting.
5.      Variabel anatara dan efek lanjutan ini adalah variabel yang berpontensi mempengaruhi agenda publik.

b.      Alasan mengapa teori ini penting untuk diteliti adalah untuk meneliti pengaruh agenda media terhadap agenda publik.

c.       Cara meneliti berikut contohnya
Kriyantono (2014, h.228) menjelaskan tahapan proses riset agenda setting antara lain sebagai berikut:
1.      Menentukan permasalahan
Contoh                        : “Apakah ada hubungan antara agenda media dan agenda publik terhadap Pemilu 2014?”
2.      Menentukan kerangka pemikiran (kerangka Teori)
Contoh : - hipotesis teoritis : ada hubungan antara agenda media dan agenda publik terhadap Pemilu 2014.
-  Definisi konseptual :
a.       Agenda media            = isu yang memperoleh penonjolan dalam media.
b.      Agenda publik            =  isu yang dinilai publik sebagai isu yang penting.
c.       Isu                               = kumulasi dari beberapa berita yang dimuat secara berseri
3.      Menentukan metodologi, unit populasi, sampel, dan metode pengukuran.
Contoh                        : Definisi oprasional :
- agenda media         = ranking isu yang diberitakan Vivanews berdasarkan frekuensi pemberitaan mengenai Prabowo.
- Agenda Publik  = ranking isu yang dinilai penting oleh publik Vivanews.
4.      Merumuskan  Hipotesis Riset
Contoh                : semakin tinggi ramking isu tentang Prabowo di pemberitaan Vivanews semakin tinggi pula ranking isu yang bersangkutan dalam penilaian khalayak, begitu pun sebaliknya.
5.      Menentukan Metode Pengumpulan Data
Contoh            : dokumentasi dan survey khalayak kuesioner.
6.      Menentukan metode Analisis
Contoh              : mengunakan metode eksplanatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel.
Untuk menguji data ordinal digunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Oder Correlation.
Keterangan      :          
d = selisih anatara pasangan ranking
N= jumlah isu yang diamati
                       
2.      Model Uses & Gratifications
a.       Pengertian
Kriyantono (2014, h. 208) menjelaskan bahwa “inti Teori Uses & Gratifications khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu”. Elemem pada teori Uses & Gratifications ini berkaitan dengan media explosure karena mengacu pada kegiatan mengguanakan media yang bukan hanya sekedar menyangkut kedekatan seseorang secara fisik dengan media massa tetapi lebih kepada keterbukaan seseorang terhadap isi (pesan) dari media tersebut (Kriyantono 2014).
Littlejohn (1996 dalam buku Kriyantono h.211) menjelaskan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepercayaan  masyarakat terhadap isi media antara lain:
1.      Budaya dan institusi sosial
2.      Keadaan sosial
3.      Variabel psikologis tertentu ; introvert – ekstrovet dan dogmatisme
Kriyantono (2014, h. 211) Nilai- nilai dipengaruhi oleh :
1.      Faktor sosial dan kultural
2.      Kebutuhan
3.      Variabel psikologis
b.      Alasan teori Uses & Gratifications penting untuk diteliti adalah mengetahui kepuasaan suatu penggunaan media terhadap isi media yang digunakan untuk memperoleh berbagai kebutuhan akan informasi.
c.       Cara meneliti berikut contohnya
Kriyantono (2014, h. 213) menjelasan tahapan proses riset mengunakan teori Uses & Gratifications antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
1.      Menentukan latar belakang masalah
2.      Merumuskan masalah
3.      Menentukan tujuan penelitian
4.      Menentukan manfaat penelitian
a.       Manfaat praktis
b.      Manfaat teoritis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.      Menyampaikan hasil tinjuan pustaka (litratur review)
2.      Menetukan hipotesis teoritis
BAB III METODOLOGI
1.      Menentukan pendekatan dan metode riset
2.      Menentukan oprasionalisasi konsep
3.      Menentukan hipotesis riset
4.      Menetukan populasi, sampel, dan teknik penarikan sampel

3.      Content Analysis
a.       Pengertian
Wimmer & Dominick (2000 dalam buku Kriyantono 2014, h. 232) menjelaskan bahwa “analisis isi adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak”.
Berdasarkan definisi di atas prinsip analisis isi antara lain (Kriyantono, 2014, h. 233) :
1.      Prinsip sistematis               = ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis
2.      Prinsip objektif                  = hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya.
3.      Prinsip kuantitatif             = mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melakukan jenis isi yang didefinisikan.
4.      Prinsip isi yang nyata        = riset dan analisis berdasarkan isi yang tersurat bukan yang dirasakan periset
b.      Tujuan penggunaan analisis isi
McQuail (2000 dalam buku Kriyantono, 2014, h. 233) menjelaskan beberapa tujuan analisi isi antara lain:
1.      Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media
2.      Membuat perbandingan antara isi media dengan relaitas sosial
3.      Isi media merupakan refleksi daeri nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat
4.      Mengetahui fungsi dan efek media
c.       Tahapan dalam analisis isi
1.      Menentukan masalah
2.      Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif (suatu konsep), atau kerangka teori eksplanasi (lebih dari satu konsep)
3.      Menyusun perangkat metodologi










Daftar Pustaka

Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenadamedia

























Masalah               :“apakah ada hubungan antara sikap pemilih terhadap parpol dengan sikap orang tua terdadap parpol?”
Instrumen            : sikap orang tua saya terhadap PAN
a.       SS
b.      S
c.       CS
d.      TS
e.       STS
Sampel                        : dipilih 100 siswa SMU
Jawab : Riset tersebut tidak valid karena ada dua alasan.
1.      Instrumen /kuesioner tidak sesuai dengan apa yang akan diukur atau diukur, karena kuesioner menanyakan sikap orang tua akan tetapi ditanyakan kepada anaknya.
2.      Sampel seharusnya mewakili remaja dan orang tua.

Daftar Pustaka

Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenadamedia